Sabtu, 29 Maret 2014

Still You [Chapter.4]

Title: Still You || Chapter.4
Cast: -Lee DongHae
-Lee HyukJae a.k.a EunHyuk
-Kim HyeRa
-Other Cast
Genre: Romamce, Friendahip
Author: Nindda Kim
Disclamer: Semua cast milik tuhan. Tapi cerita ini murni milik saya. So dont bash me!
nb: sebelumnya ff ini pernah aku publish diwp aku ninddakim.wordpress.com nn
Aku menekan salah satu dari banyaknya deretan foto itu. Difoto itu mereka berdua terlihat
sangat bahagia memegang satu permen kapas. Gadis itu tertawa,
sementara EunHyuk hyung hanya terlihat memamerkan senyumnya.
‘Mereka terlihat sangat
bahagia’ batinku.
Tunggu, tapi sebelumnya
aku sepeti pernah melihat
gadis yang berada difoto
itu yang tengah bersama
EunHyuk.
“Apa yang telah kau lakukan?” Tiba-tiba EunHyuk hyung mengambil ponselnya dari tangan ku. Tentu saja spontan membuatku kaget, sudah sejak kapan ia bangun. :3
“Hehee.. Ternyata Kau telah melihat foto-nya sendiri tanpa ku beri tahu, bagai mana? Dia cantik kan?.” Namja itu tersenyum lebar ke arah ku saat sebelumnya mengecek layar ponselnya.
“Ne, dia cantik. Ahh.. aku mau tidur.” Aku menjawabnya singkat lalu masuk ke kamarku.
Entah kenapa tiba-tiba perassaan ku terasa tidak enak. Ada apa ini?. Eummm.. Mungkin aku hanya kelelahan biasa, saat aku bangun besok pasti juga sudah hilang. Aku langsung mematikan lampu meja yang berada dikamarku lalu memejamkan mataku rapat.
‘Semoga tidak ada sesuatu yang buruk’
*Author POV*
EunHyuk hanya menatap DongHae yang menuju kamarnya dengan tatapan bingung. Kedua alis namja ini terlihat saling beradu.
“Apa yang terjadi dengannya?. Bukannya tadi dia sangat gembira!” EunHuk berbisik dalam hati, sembari menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal sama sekali. Pikirannya sudah terbang kemana-kama, namja tampan ini mengira jika sahabatnya benar-benar seperti ‘kesurupan’ :3
Pagi ini entah atas dorongan dari siapa DongHae sudah pergi berangkat ke kampus. EunHyuk yang melihatnya saat baru bangun tidur kembali mengerutkan keningnya, biasanya jam-jam seperti namja itu masih nyaman terlelap dalam kamarnya.
Hari masih terlihat lumayan pagi, matahari pagi bersinar dengan hangatnya memancarkan sinarnya ke muka bumi. Suara-suara kicauan burung khas pagi hari saling beradu dari segala sudut pohon.
“Ternyata bangun pagi itu menyenangkan.” DongHae berkata diiringi dengan senyuman manisnya.
Setelah sampai ditempat yang ia tuju, DongHae menginjak rem mobilnya lalu melangkahkan kakinya keluar dari benda itu. Sudut bibirnya kembali mengembang saat sebuah toko kecil dipinggir jalan yang tak lain adalah tempat tujuannya kini telah memamerkan tulisan ‘Open’ di kaca bening miliknya. DongHae pun langsung melangkahkan kakinya menuju kedai itu. Ternyata alasannya bangun pagi hanya untuk pergi ke kedai itu dan berharap bisa bertemu dengan gadis yang belakangan ini berhasil membuatnya terus mimikirkannya.
“Selamat pagi tuan. Semoga hari mu indah.” Pegawai itu menyambut dongHae dengan senyuman hangatnya, sementara DongHae hanya membalasnya dengan senyuman lalu kembali melangkahkan kakinya kesalah satu meja ditempat itu.
Tidak lama kemudian setelah DongHae menjatuhkan tubuhnya dikursi seorang yeoja menghampirinya, yang tak salah lagi jika gadis itu adalah pelayan yang bekerja disini.
“Ada yang bisa saya bantu?” DongHae mematung ditempatnya saat gadis itu benar-benar tengah berdiri dihadapannya. Degup jantungnya kembali berdetak tak normal saat mata mereka bertemu.
Sementara gadis itu hanya mengernyitkan dahinya mendapati tingkah aneh DongHae.
“Ne, a-aku mau secangkir…. espresso.” DongHae berkata dengan nada terbata. Dia merasa sangat gugup kali ini.
DongHae pun menghela nafasnya saat gadis itu sudah benar-benar meninggalkannya. Namja ini sesekali memegangi dadanya untuk menghilangkan rasa gugup itu.
‘Kenapa aku jadi gugup sekali.. Ya tuhan, kumohon bantu aku.’ DongHae merutuki dirinya sendiri. Ia merasakan sesuatu saat menatap mata gadis ini, dan perasaan itu semakin lama semakin bisa membuatnya tidak bisa mengendalikan dirinya.
“Ini minuman mu, selamat menikmati.” Gadis itu memecahkan lamunan DongHae saat ia meletakan secangkir cairan yang masih berkepul asap dihadapan DongHae.
“Tunggu dulu.” Yeoja itu membalikan tubuhnya saat ia merasa DongHae memanggilnya.
“Ne, ada apa?” Jawab gadis itu dengan nada kebingungan.
“Apa kau mengingat ku?”
Gadis itu terdiam dengan pertanyaan DongHae, ia nampak berfikir terlebih dahulu dengan apa yang harus diucapkannya nanti. Sesekali ia melirik wajah DongHae untuk memastikan jawaban yang akan keluar dari mulutnya.
“Tentu saja, saat hujan turun minggu lalau.” DongHae tercengang dengan jawaban gadis itu. Hatinya merasa sangat bahagia kali ini. Ia seperti merasa tengah berjalan di bawah ribuan bunga-bunga yang bermekaran. :3 Author: Lebay banget lu hae -_- Hae: /lempar granat/
“DongHae imnida. Aku tau namamu, namamu pati SeolBi kan?” Tanya DongHae pada gadis itu dengan cengiran kuda dari bibirnya. :3
Sementara gadis itu hanya membulatkan matanya dengan sempurna menanggapi perkataan yang baru saja DongHae katakan. DongHae terlihat sedikit kebingungan saat mendapati gadis itu yang hanya mematung ditempatnya tanpa jawaban apapun.
“Ne.” Setelah beberapa waktu akhirnya gadis itu membuka mulutnya. Tapi suaranya terdengar gugup, tapi berhasil membuat DongHae tersenyum puas.
“Biasakah kita mengobrol sebentar SeolBi-ssi.” Ajak DongHae, dan SeolBi pun menurutinya. Gadis itu menarik kursi yang berada tepat didepan DongHae lalu menjatuhkan tubuhnya di benda itu.
“Jika aku boleh tau, sebenarnya kau tinggal dimna?”
“Apartement, di daerah gangnam.” Gadis itu menjawabnya dengan menundukan wajah cantiknya, sesekali ia memainkan kuku-kukunya dengan tujuan untuk mengurangi perasaaan canggung yang sedari tadi menemaninya.
“Ini kartu namaku, kau bisa menggunakannya jika kau membutuhkan bantuan. Ya sekedar menjadi teman.” DongHae menyodorkan secarik kartu berbentuk persegi panjang ke hadapan gadis itu. Gadis itu melirik DongHae sekilals lalu menerima kartu itu dengan senyumannya.
Atmoster canggung semakin memenuhi kedua insan yang baru saling mengenal tersebut.
“Ah yasudah aku permisi dulu, masih ada pekerjaan yang harus kuselesaikan. Sampai jumpa DongHae-ssi.” Ucap gadis itu ramah sembari membungkukan badannya kepada DongHae, sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan namja tampan itu. Sementara DongHae tersenyum puas memnatap kepergian gadis itu.
“Ya!! Kenapa eonni bilang jika kau adalah aku?” Gadis itu tampak tidak terima menanggapi perkataan yang baru saja diucapkan oleh gadis yang lebih tua darinya itu.
“Sebenarnya aku tidak ada niat untuk menjawab ‘ya’ saat namja itu bertanya apakah benar namaku SeolBi.”
“Mwoya? Jadi dia memang sudah mengira jika SeolBi adalah kau?”
“Nde, sepertinya memang begitu.”
-TBC-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar